Hidupku Memang Seperti Sampah yang Tak Ternilai, Aku adalah Sampah yang Bermimpi dari Hinaan Orang
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2hiMTvpklxgy8XzRBGN6h-DWte3LxTseNkclms-iRm3sTZAqmqIpBrFzWIIpjUDQqF4FDfcKECpQzZMssz1UN2hY101UKdys3t9KoHVjQd1BOWyqC22-uCrNz9EEp7hwhogXeeVACHjSp1WU_FNlfAxLaeyCR-AhNxQZn9lPVMoy3-x0hMOpFQ74Qf19l/w300-h400/1004165650.jpg)
Hidupku seperti sampah. Kata-kata itu mungkin terdengar menyakitkan, bahkan menghina, bagi sebagian orang. Namun, bagiku, itu adalah sebuah kenyataan, sebuah metafora yang menggambarkan perjalanan hidupku yang penuh dengan stigma dan kecaman. Aku tumbuh besar di tengah pandangan sinis dan cibiran masyarakat. Orang-orang mencibir pekerjaanku sebagai pemulung, mencapku sebagai manusia yang hina dan tak berguna. Mereka menganggap profesiku sebagai hal yang memalukan, yang harus disembunyikan. Kata-kata "sampah" sering kali dilontarkan kepada diriku, menjadi senjata verbal yang melukai harga diriku. Namun, di balik cibiran dan pandangan sebelah mata itu, aku menemukan kekuatan. Aku menyadari bahwa sampah bukanlah sesuatu yang selalu hina. Sampah adalah sesuatu yang memiliki nilai, yang dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Begitu pula dengan hidupku, yang mungkin dianggap sebagai sampah oleh sebagian orang. Aku, dengan segala keterbatasan da...