Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

Hidupku Memang Seperti Sampah yang Tak Ternilai, Aku adalah Sampah yang Bermimpi dari Hinaan Orang

Gambar
Hidupku seperti sampah. Kata-kata itu mungkin terdengar menyakitkan, bahkan menghina, bagi sebagian orang. Namun, bagiku, itu adalah sebuah kenyataan, sebuah metafora yang menggambarkan perjalanan hidupku yang penuh dengan stigma dan kecaman. Aku tumbuh besar di tengah pandangan sinis dan cibiran masyarakat.  Orang-orang mencibir pekerjaanku sebagai pemulung,  mencapku sebagai manusia yang hina dan tak berguna.  Mereka menganggap profesiku sebagai hal yang memalukan, yang harus disembunyikan.  Kata-kata "sampah" sering kali dilontarkan kepada diriku, menjadi senjata verbal yang melukai harga diriku. Namun, di balik cibiran dan pandangan sebelah mata itu, aku menemukan kekuatan.  Aku menyadari bahwa sampah bukanlah sesuatu yang selalu hina.  Sampah adalah sesuatu yang memiliki nilai, yang dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.  Begitu pula dengan hidupku, yang mungkin dianggap sebagai sampah oleh sebagian orang. Aku, dengan segala keterbatasan da...

Memimpin adalah Menderita: Sebuah Refleksi atas Beban dan Pengorbanan

Gambar
“Een leidersweg is een lijdensweg. Leiden is lijden”, sebuah kalimat berbahasa Belanda yang dalam terjemahannya berarti “Jalan Kepemimpinan adalah Jalan Penderitaan, Memimpin adalah Menderita”. Kalimat ini, yang sering kali menjadi refleksi bagi para pemimpin, menyimpan makna mendalam tentang beban dan pengorbanan yang melekat pada kepemimpinan. Memimpin memang bukan perkara mudah. Tak melulu tentang sorotan kamera, pujian, dan popularitas, tetapi lebih kepada tanggung jawab, pengambilan keputusan yang sulit, dan beban moral yang berat. Setiap pemimpin, terlepas dari bidangnya, harus siap menghadapi konsekuensi dari setiap pilihannya, menanggung beban harapan banyak orang, dan bahkan terkadang harus mengorbankan kepentingan pribadinya demi kebaikan bersama. Memimpin bagaikan berjalan di jalan berduri. Di setiap langkah, pemimpin dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Keputusan yang diambil, baik yang dianggap tepat ataupun salah, selalu memiliki dampak yang luas. Pujian dan sanjun...

Setetes Air Mata di Balik Gaun Wisuda: Sebuah Kisah Pilu Menuju Puncak Impian

Gambar
PACITAN, -  Hari ini, 28 Desember 2024, sebuah lembaran baru dalam perjalanan hidupku resmi terukir.  Namun,  di balik  gaun  wisuda  yang  melambangkan  kegembiraan  dan  pencapaian,  terdapat  sebuah  kisah  pilu  yang  meneteskan  air  mata  kehilangan  yang  tak  tergantikan. Aku  berdiri  di  atas  panggung  wisuda  sebagai  sarjana  Ekonomi  Syariah.  Sebuah  pencapaian  yang  pernah  terasa  mustahil,  kini  menjadi  kenyataan.  Namun,  senyum  yang  terukir  di  wajahku  tak  mampu  menutupi  rasa  sedih  yang  menyergap  jiwaku. Rasa  kehilangan  menyergap  saat  aku  mengingat  sosok  yang  selalu  memberikan  motivasi  dan  doa  tanpa  henti...